A.
Pendahuluan
Setelah mempelajari tentang PT, maka berikutnya
yang perlu diketahui
adalah mengenai Penelitian
Tindakan di Ruangan Kelas (PTRK). Karena itulah, maka uraian
berikut ini akan memaparkan berbagai konsep tentang PTRK yangmencakup:
pengertian, fokus utama dan tujuan,
rasionel, prinsip dasar, jenis-jenis,
serta cycle dan cycles PTRK
B.
Pengertian
Penelitian Tindakan di Ruangan Kelas (PTRK)
Karena merupakan PT yang diterapkan di ruangan kelas (Classroom)
tertentu, maka PTRK dapat diartikan sebagai:
1. Suatu bentuk
inkuiri ”reflektif” yang dilakukan secara ”kemitraan” oleh guru/calon guru
dalam proses belajar mengajar di kelas.
2. Kajian dari sebuah situasi pembelajaran di kelas dengan kemungkinan tindakan
untuk memperbaiki kualitas situasi pembelajaran tersebut.
3. Penelitian pembelajaran yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha untuk
memahami apa yang terjadi dalam pembelajaran di kelas, sambil terlibat dalam
upaya perbaikannya.
PTRK
adalah salah satu bentuk penerapan PT dalam bidang pendidikan (Educational Action Research) khususnya
dalam proses belajar mengajar (Teaching-Learning Action Research) di
ruangan kelas, oleh karena itu beberapa ahli mengartikannya dalam konteks
tersebut, seperti pada 3 pengertian terdahulu dan 4 pengertian berikut
ini.
PTRK
juga cukup sering difahami sebagai tindakan self-reflective
sebagaimana yang tertuang pada pengertian 1 di atas serta 4 pengertian di bawah
ini.
Dalam
dua perspektif dimaksud PTRK dapat dikaitkan dengan beberapa pengertian sebagai
berikut:
1. Essentially eclectic way in to a self-reflective
program aimed at such educational improvement.
2. Attempts
to identify the criteria of these activities; to formulate systems that
will account for the improvement that is an anticipated outcome of the self-reflective
program.
3. A form of self-reflective enquiry
undertaken by participants (teachers,
students or principals, for example) in social (including
educational) situations in
order to improve the rationality and justice of (a) their
own social or educational practices, (b) their understanding of
these practices, and (c) the situations (and institutions) in which these practices
are carried out (Carr & Kemmis, 1986).
4. Kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
“sekelompok” guru/calon guru dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan “refleksi mereka” tentang tindakan tersebut (Ebbut, 1985).
C.
Fokus
Utama dan Tujuan PTRK
Fokus
utama penelitian tindakan kelas adalah mendorong guru untuk menjadi terlibat
dalam prakteknya sendiri, dan memandang dirinya sendiri sebagai peneliti. Namun perlu diingat bahwa dalam konteks
kolaboratif, ada guru-guru sebagai suatu tim peneliti, berperan sebagi pengajar
dan ada pula yang berperan sebagai pengamat (Observer). Sedangkan bagi mahasiswa calon guru, ia
berperan sebagai peneliti pengamat dan ia berkolaborasi dengan dosen
pembimbing, serta guru yang melaksanakan pembelajaran.
Tujuan PTRK antara lain adalah seperti
yang dipaparkan berikut ini:
1.
Pengembangan
Guru/Calon Guru
a.
Meningkatnya
pemahaman guru/calon guru terhadap pembelajaran di kelas
(Carr & Kemmis,
1986: Grundy & Kemmis, 1982; Nixon, 1981).
b. Meningkatnya
self-esteem yang dihasilkan dari keterlibatan aktif dalam penelitian,
konferensi/ seminar profesional, dan mungkin publikasi (Elliot, 1985;
McCutcheon, 1981; Sheard, 1981).
c.
Meningkatkan
kepercayaan diri yang lebih besar terhadap kompetensi yang dimiliki dalam
pemecahan masalah serta melaksanakan pembelajaran.
2.
Membaiknya
Praktek Pembelajaran di Kelas
PTRK yang dilaksanakan guru/calon guru
hasilnya tentu akan meningkatkan kondisi pembelajaran baik terkait dengan input, proses, maupun output-nya. Dengan demikian salah satu tujuan
dilaksanakannya PTRK adalah perbaikan praktek pembelajaran di kelas.
3.
Verifikasi,
Modifikasi, bahkan Inovasi Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran yang diterapkan tentunya dapat
dilaksanakan seutuhnya atau terkadang harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada sehingga dapat dicapai hasil yang diharapkan. Pelaksanaan teori pembelajaran seutuhnya meng-hasilkan
verifikasi teori, sedangkan penyesuaian yang dimaksudkan di atas berarti guru
melakukan modifikasi teori pembelajaran.
Bahkan jika yang dilakukan belum ada teori tertulisnya, maka guru dapat
dikatakan telah melakukan inovasi teoritik.
Walaupun demikian, “The fundamental aim of action research is to
improve practice rather than to produce knowledge. The production and
utilization of knowledge is subordinate to and conditioned by, this
fundamental aim” (John Elliot,
1991).
D. Rasionel PTRK
1. Landasan
pendidikan dari PTRK adalah perbaikan (improvement), landasan sosialnya
adalah keterlibatan (involvement), dan operasinya menuntut perubahan (changes).
2. Actions Research
means ACTION, both of the system (human social order)
under consideration and of the people (all personnel)
involved in the systems.
3. Classroom Action
Research is an approach to improving education through change, by
encouraging teachers to be aware of their own practice, to be
critical of that practice, and to be prepared to change it.
4. It is participatory, in that it
involves the teacher in his own enquiry, and collaborative,
in that it involves other people as part of shared enquiry.
5. It is research
WITH,
rather than research ON.
6.
Ada dua manfaat utama PTRK:
a.
Suatu teori pendidikan tidak memiliki nilai riil,
jika teori itu tidak dapat didemonstrasikan untuk mendapatkan implikasi
praktis.
b.
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan
(termasuk PTRK) adalah suatu pendekatan untuk memecahkan persoalan pendidikan
yang tidak dapat diselesaikan oleh teori-teori sebelumnya.
Manfaat lainnya
adalah:
a.
Inovasi pembelajaran.
b.
Pengembangan kurikulum.
c.
Peningkatan profesionalisme guru/calon guru termasuk dalam
penulisan karya ilmiah, yang bagi guru berguna untuk kepentingan kenaikan
pangkat maupun sertifikasi guru dalam jabatan.
E. Prinsip Dasar PTRK
Ada 4 prinsip dasar PTRK, yaitu:
1.
Fokus terhadap masalah-masalah praktis. Oleh karena itu seperti yang telah
dipaparkan, bahwa tujuan utama PTRK adalah perbaikan praktek pembelajaran bukan
pada verifikasi, modifikasi, maupun inovasi teori pembelajaran.
2. Pengembangan
profesionalitas guru.
3. Pada dasarnya PTRK adalah
penelitian kolaboratif, karena pada dasarnya pula tidak ada seorang pun dapat memperbaiki
suatu kondisi pembelajaran tanpa keterlibatan orang lain.
4. Perlunya kerangka
kerja yang mencakup pengaturan waktu dan yang mendukung komunikasi yang
terbuka, sehingga dapat mengembangkan partisifan.
F. Jenis-jenis PTRK
Jenis-jenis
PTRK pada dasarnya mengacu pada jenis-jenis PTRK, sebagaimana yang dipaparkan
berikut ini:
1. Berdasarkan
Paradigma
Berbagai paradigma yang dipaparkan
sebelumnya, pada dasarnya juga dapat digunakan dalam PTRK.
2. Berdasarkan
Pendekatan Bidang Ilmu
Bidang ilmu yang dapat
dijadikan pendekatan PTRK adalah bidang-bidang ilmu yang terkait dengan
pembelajaran, antara lain:
a.
Filsafat Pendidikan.
b.
Sosiologi Pendidikan.
c.
Psikologi Pendidikan/Pembelajaran.
d.
Paedagogy.
e.
Kurikulum.
f.
Teknologi Pembelajaran.
g.
Metodologi Pembelajaran.
h.
Evaluasi Pembelajaran.
i.
dan berbagai bidang ilmu yang
terkait dengan materi pembelajaran.
3. Berdasarkan
Pendekatan Metodologi
Pendekatan metodologi penelitian yang dapat
digunakan dalam PTRK juga sama dengan yang digunakan dalam PT, yaitu: Quantitative
Classroom Action Research (QnCAR), Qualitative Classroom Action Research
(QlCAR), ataupun Mixed Approach Classroom Action Research (MACAR).
4. Berdasarkan
Maksud Dilakukannya
a. Diagnostic
Classroom Action Research (DCAR), yaitu PTRK yang
dimaksudkan untuk mengamati permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas, mencatatnya, mengumpulkan data, menganalisis,
menyimpulkan, lalu memberikan rekomendasi untuk pengambilan tindakan.
b.
Participatory
Classroom Action Research (PCAR), yaitu PTRK yang
dimaksudkan
untuk memperbaiki jenis yang pertama dengan ide bahwa “guru” yang memiliki
masalah juga harus berpartisifasi dalam tahap awal penelitian.
c.
Empirical
Classroom Action Research (EmCAR), yaitu PTRK yang
dimaksudkan
untuk menggunakan pengalaman empirik dari sekelompok orang untuk mengatasi
suatu masalah. Pengalaman-pengalaman tersebut dianalisis, disimpulkan, untuk kemudian
dijadikan dasar bagi tindakan bersama untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
d.
Experimental Classroom
Action Research ExCAR), yaitu PTRK yang
dimaksudkan
untuk menentukan cara terbaik dari beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
memecahkan masalah.
5. Berdasarkan
Keterlibatan Personil
a.
Partisipatori
Participatory Classroom Action Research (PCAR) selain
seperti yang telah dipaparkan pada poin 4.b juga
dapat dimaknai dalam dua konteks
lainnya, yaitu:
1) Mahasiswa calon
guru sebagai peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran, terutama
karena mahasiswa yang bersangkutan adalah guru yang mengalami masalalah di
kelas yang diteliti. Jadi subjek yang
berpartisifasi dalam hal ini adalah “mahasiswa/calon guru”nya.
2) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan
masalah kelas mereka sendiri. Jadi subjek yang berpartisifasi adalah
“siswa”nya.
Jadi partisifatori terkait dengan pelibatan person
yang memiliki/menghadapi masalah sejak tahap awal PTRK.
b.
Non Partisipatori
Berdasarkan
pemaknaan di atas, maka Non Participatory
Classroom Action Research (NPCAR) dapat dimaknai sebagai berikut:
1) Mahasiswa calon guru
sebagai peneliti tidak melibatkan “guru” yang mengajar pada kegiatan awal
(perancangan PTRK). Hal ini terjadi
apabila mahasiswa yang bersangkutan bukanlah guru di kelas yang diteliti.
2) Guru tidak
melibatkan “siswa” dalam meme-cahkan masalah mereka sendiri.
6. Berdasarkan
Kerjasama
a.
Collaborative
PTRK disebut sebagai PTRK Kolaboratif jika terjadi
kerjasama antar peneliti yang berperan sebagai pengajar dan pengamat atau
antara mahasiswa calon guru dengan guru yang mengajar di sekolah, dan
pembimbing penyusunan skripsi (yang berperan sebagai konsultan).
b.
Non Collaborative
PTRK
yang dilakukan secara individual, dimana peneliti merangkap sebagai guru yang
mengajar dan ia tidak memerlukan orang lain terlibat dalam penelitiannya. Namun
dalam penyusunan skripsi, mahasiswa calon guru mesti berkolaborasi paling tidak
dengan pembimbing, karena itu dalam konteks ini PTRK akan selalu berjenis
kolaboratif.
7. Berdasarkan
Penggunaan Teori
a. Theory Driven
Classroom Action Research (TDCAR).
b.
Data Driven
Classroom Action Research (DDCAR).
8. Berdasarkan
Jumlah Kelas
a.
Single Class Classroom
Action Research (SCCAR), yaitu PTRK yang dilakukan untuk mengatasi masalah
di satu kelas saja, baik untuk satu mata pelajaran, satu kelompok mata
pelajaran sejenis (bidang studi), maupun seluruh mata pelajaran yang diajarkan
di kelas tersebut.
b.
Parallel Classes Classroom
Action Research (PCCAR), yaitu PTRK yang dilakukan untuk mengatasi masalah
di suatu kelas dan kelas-kelas paralelnya seperti kelas IA, IB, IC, dan
ID, baik untuk satu mata pelajaran, satu
kelompok mata pelajaran sejenis (bidang studi), maupun seluruh mata pelajaran
yang diajarkan di kelas-kelas tersebut.
c.
Entire School Classroom
Action Research (ESCAR), yaitu PTRK yang dilakukan untuk mengatasi masalah
di suatu sekolah mulai dari kelas terendah sampai kelas yang tertinggi baik
yang mempunyai kelas yang paralel maupun tidak, baik untuk satu mata pelajaran,
satu kelompok mata pelajaran sejenis (bidang studi), maupun seluruh mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.
d.
Government Unit Classroom
Action Research (GUCAR), yaitu PTRK yang dilakukan untuk mengatasi masalah
di suatu wilayah administrasi pemerintahan seperti satu desa/kelurahan, satu
kecamatan, satu kabupaten/kota, satu provinsi/daerah istimewa, satu negara,
beberapa negara dalam satu region, bahkan secara internasional, baik
untuk satu mata pelajaran, satu kelompok mata pelajaran sejenis (bidang studi),
maupun seluruh mata pelajaran yang sama yang diajarkan di wilayah tersebut.
G. Cycle dan Cycles (Spiral) PTRK
1.
Observing dan Reflecting sebagai Langkah Awal
PTRK
Tahapan PTRK telah berkembang dalam berbagai model yang
disesuaikan dengan bidang ilmu dan kepentingan praktis penelitian. Namun dalam buku ini digunakan model dari
Kurt Levin yang terdiri dari 4 tahap sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar
di halaman berikut ini.
Karena
merupakan Cycle, maka pada dasarnya peneliti dapat mulai dari tahap mana
saja sesuai kepentingan penelitiannya.
Namun khusus
untuk penelitian berdasarkan pada paradigma positivistik yang dimulai dari
menemukan masalah, mengkaji penting atau tidaknya masalah diteliti dan berbagai
hal lain yang dicantumkan pada “BAB I PENDAHULUAN” pada laporan penelitian,
maka langkah awal PTRK untuk kasus seperti ini adalah observasi dan melakukan
refleksi terhadapnya.
Sebagai satu
cycle, maka PTRK dapat dilaksanakan dalam satu siklus saja terutama jika
siklusnya memerlukan waktu yang panjang dengan segala konsekuensinya, maupun
karena sumber daya yang terbatas.
2. Cycles PTRK
Kemis & Taggart mengembangkan model
dari Kurt Levin dalam Cycles yang
disesuaikan kepentingan penelitian, yang disebut dengan istilah Spiral
Action, dimana spiral terdiri dari beberapa cycles, yang tiap cycle-nya
terdiri dari 4 tahap sesuai pendapat Kurt Levin. Model dimaksud digambarkan di halaman berikut
ini.
Berkaitan dengan lingkup 1 cycle ada beberapa pandangan berdasarkan
lingkup perencanaan/evaluasinya, yaitu:
1. Rencana Tahunan (Program Tahunan), yang dievaluasi
setelah 1 tahun pembelajaran berjalan. Untuk evaluasi hasil pembelajarannya
dikaitkan dengan kenaikan kelas/kelulusan.
2.
Rencana Semesteran (Program Semester) yang dievaluasi
setelah 1 semester pembelajaran dilaksanakan.
Untuk evaluasi hasil pembelajar-annya
digunakan hasil tes sumatif.
3.
Rencana Per
Pokok Bahasan (Satuan Pembelajaran) yang dievaluasi setelah 1 pokok bahasan
selesai diajarkan. Untuk evaluasi hasil
pembelajarannya digunakan hasil tes sub sumatif.
4. Rencana Per Pertemuan (Rencana Pembelajaran) yang
dievaluasi setelah selesai 1 pertemuan pembelajaran. Untuk
evaluasi hasil pembelajaran-nya digunakan hasil tes formatif.
Note: Perencanaan
pada poin 3 dan 4 kemudian disederhanakan dengan menggunakan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pertanyaannya
adalah bagaimana jika penelitian hanya dilakukan 1 cycle? Berdasarkan konsep dasar dari Kurt Levin sebagai Bapak Action Research tentunya hal tersebut
boleh dilakukan dan ini setara dengan Pre
Experimental Research.
Tetapi
bagaimana jika hasil tersebut dilakukan namun dengan menggunakan Rencana
Pembelajaran (RP) sebagai basisnya?
Apakah tidak terlalu mudah?
Apakah hasilnya cukup terjamin?
Untuk mengatasi keraguan ini jawaban yang terkadang dikemukakan adalah
“tidak boleh” hanya 1 cycle atau 2 cycles saja. Jadi minimal dilaksanakan 3 cycles.
Jawaban yang senada adalah dengan memberikan batasan 1 cycle minimal adalah 3 – 4 kali
pertemuan atau kurang lebih setara dengan rencana pembelajaran untuk 1
pokok bahasan.
Bentuk spiral sebagaimana yang telah
dicantumkan, juga dapat digambarkan dengan format “Looping” suatu
istilah yang dikenal dalam bidang pemrograman, seperti Levin’s Model (Interpreted
by Kemmis), Levin’s Revised Model by Elliot, Elliot’s Model, Ebbut’s
Model, McKernan Model, McKernan Model’s Modified by Hopkins,
dan Stinger’s Model. Selain itu ada pula Hasmy’s Looping
Model maupun Hasmy’s Full Looping Model yang dicantumkan pada dua
halaman berikut ini.
Cycles baik yang digambarkan dalam bentuk Spiral
maupun Looping Models juga dimungkinkan untuk dilakukan oleh guru maupun
mahasiswa calon guru sebagaimana dimaksudkan dalam buku ini. Cycles dilakukan apabila peneliti
menganggap hasil pada suatu cycle belum mencapai target yang diharapkan,
hasilnya belum memuaskan, atau masih diragukan, sehingga perlu dilakukan re-treatment
(repetition).
DOWNLOAD file-file lengkap PTRK dalam bentuk e-book dengan meng-click link berikut:
http://www.ziddu.com/download/19009813/PenelitianTindakandiRuanganKelasPTRK.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/19009813/PenelitianTindakandiRuanganKelasPTRK.pdf.html
0 komentar:
Posting Komentar