Myspace Extended Network Banners
Myspace Network Banners

Myspace Icons

Pages

Myspace Extended Network Banners
Myspace Network Banners

Myspace Icons

Senin, 19 Maret 2012

PENELITIAN TINDAKAN - Action Research

A.     Pendahuluan
Meskipun rangkaian tulisan ini disusun dalam rangka memberikan suatu “Petunjuk Praktis” mengenai pelaksanaan penyusunan karya tulis ilmiah sebagai hasil Penelitian Tindakan di Ruangan Kelas (PTRK), namun dirasakan perlu untuk memberikan pengetahuan tentang PTRK itu sendiri. Walaupun demikian, karena tujuan disusunnya rangkaian tulisan ini bukan sebagai referensi teoritik, maka pengetahuan yang disampaikan hanyalah bersifat kerangka saja, sebagai suatu pengantar (Brief Introduction).

B.     Penelitian Tindakan (PT) dan Positivisme
1.      PT
PT dikembangkan secara gradual oleh
beberapa tokoh antara lain:
a.       Bapak Penelitian Tindakan khususnya dalam bidang Psikologi Sosial dan Pendidikan: KURT LEVIN (1947)
b.      1950-an: Stephen Corey & Hilda Taba
c.       1960-an: Interest Wanes
d.      1970-an: Lawrence Stenhouse
e.       1980-an: Jean McNiff, Nixon, Grundy, Carr, Kemis, Taggart, & Ebbut
f.       1990-an: Carl Glickman, Elliot, Hopkins, Emily Calhoun, & McClean
g.      2000-an: Osterman & Kottkamp.
Beberapa pengertian PT menurut beberapa ahli di atas adalah:
a.     Suatu bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (Kemmis, 1983).
b.  Kajian dari sebuah situasi dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi tersebut (Elliot, 1991).
c.   Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha untuk memahami apa yang terjadi, sambil “terlibat” dalam upaya perubahan dan perbaikannya (Hopkins, 1993).
2.      Positivisme
Perkembangan PT telah merambah banyak bidang dengan berbagai paradigma, baik kuantitatif, kualitatif, maupun gabungannya, sehingga sekarang dikenal istilah “Family of Action Research Approaches” (FARA) yang “Not exclusively owned by one traditiom” (Reason & Bradbury) dan merupakan Pluralism Methodology (Enderud).
Oleh karena banyaknya ragam PT, maka pada buku ini penulis membatasi diri hanya pada paradigma positivistik saja.  Meskipun paradigma ini paling popular, namun penggunaan paradigma lain dengan dasar Epystemology, Ontology, dan Axiology yang berbeda tentu juga bagus untuk dilakukan.
Paradigma positivistik yang digunakan termasuk Logic Postivism (Kuantitatif) maupun Modern Positivism (Kuantitatif/Kualitatif).  Paradigma ini didasarkan pada pandangan secara:
a.       Ontologi (Ontology), bahwa:
1)      Realitas dapat dieliminasi dari objek lain.
2)      Realitas dapat dipelajari secara independen.
3)      Realitas dapat dipilah-pilah.
4)      Realitas dapat dikontrol.
b.       Epistemologi (Epistemology)yang:
1)    Bersifat Objektif.
2)    Menyusun bangunan ilmu nomothetic (dapat dibuat dari suatu generalisasi).
3) Menggunakan teori kebenaran ishomorphic (umunya berdasarkan kausalitas dan korespondensi)
c.       Aksiologi (Axiology)yang: Values free.

C. Beberapa Jenis PT
Banyak sudut tinjauan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis PT, diantaranya adalah:
1.       Berdasarkan Paradigma
Paradigma yang dapat dikembangkan sebagai “dasar filosofis” PT ada berbagai macam, salah satunya adalah positivistik sebagaimana yang dipaparkan pada poin B.2. di atas.  Secara umum paradigma yang dapat digunakan itu, adalah:
a.       Paradigma Positivistik
1)   Positivisme Logik (Kuantitatif).
2)      Positivisme Modern.
b.      Paradigma Post Positivistik
1)   Post Positivistik Rasionalistik.
2)      Post Positivistik Phenomenologik Interpretif Logik dan Etik seperti:
a)   Model Interpretif Geertz.
b)   Model Grounded Theory Glasser dan Strauss.
c)   Model Ethnometodology Garfinkel dan Bogdan.
d)   Model Naturalistik Guba.
e)   Model Interaksi Simbolik Blumer.
f)   Model Konstruktivistik Goodman.
3)      Post Positivistik dengan Teori Kritis dan Weltanschauung.
a)   Teori Kritis Freirian dan Habermasian.
b)   Praxis as Research.
c)   Teori Kritis Studi Sosiologi.
d)  Teori Kritis Studi Hukum.
e)   Teori Kritis Studi Pendidikan.
f)   Realisme Metafisik.
4)      Pragmatisme Meta Etik
a)      Pragmatisme Richard Rorty.
b)      Applied Ethics.
c.       Paradigme Post Modern (Dekonstruksi)
1)   Post Strukturalis Derrida.
2)      Post Modernisme Lyotard.
3)      Post Paradigmatik Jokowski.
2.        Berdasarkan Pendekatan Metodologis
a.     Quantitative Action Research, yaitu PT yang berbasiskan paradigma Positivistik dan Post Positivistik Rasionalistik, dimana data yang dikumpulkan dan dianalisis berupa data kuantitatif (berupa angka) atau data kualitatif yang kemudian dikuantifikasi baik dengan Coding untuk data kualitatif kategorik nominal maupun Scoring untuk data kualitatif kategorik ordinal.  Data kuantitatif itu kemudian diana-lisis secara matematik/statistik.  Ciri utama pendekatan ini adalah:
1)   Desain definitif.
2)      Pengumpulan data terstruktur.
3)      Data dianalisis secara matematik/statistik.
b.  Qualitative Action Research, yaitu PT yang berbasiskan paradigma Positivistik, Post Positivistik, maupun Post Modern, dimana data yang dikumpulkan dan dianalisis berupa data kualitatif (tidak berupa angka) atau data kuantitatif yang dimaknai secara kualitatif, dan dianalisis tidak menggunakan formula mate-matika/statistika.  Ciri utama pendekatan ini adalah:
1) Desain tentatif.
2)   Pengumpulan data tak terstruktur, natural, dan mendalam.
3)  Data dianalisis tidak secara matematik/ statistik dan lebih memperhatikan pencarian makna.
c.       Mixed Approach  Action Research.
Pendekatan ini memiliki beberapa varian sesuai sudut pandangnya.  Beberapa varian dimaksud adalah:
1)   Dipandang secara integratif
a)   Menekankan hanya pada data dan analisisnya, dimana pada suatu PTK terdapat data kuantitatif dan kualitatif.  Data kuantitatifnya dianalisis secara matematik/statistik sedangkan data kualitatifnya dianalisis berdasarkan pemaknaan.
b)      Sebagai keseluruhan seperti:
- Desain defenitif, pengumpulan data tak terstruktur, tetapi dianalisis secara matematik/statistik.
-  Desain defenitif, pengumpulan data terstruktur, tetapi dianalisis tidak secara matematik/statistik.
-  Desain defenitif, pengumpulan data tak terstruktur, dan dianalisis tidak secara matematik/statistik.
-  Desain tentatif, pengumpulan data terstruktur, tetapi dianalisis tidak secara matematik/statistik.
-  Desain tentatif, pengumpulan data tak terstruktur, tetapi analisis dilakukan secara matematik/statistik.
- Desain tentatif, pengumpulan data terstruktur, dan dianalisis secara matematik/statistik.
2)   Dipandang secara kombinatif
a) Desain, pengumpulan data, dan analisis dilakukan secara kuantitatif, kemudian hasilnya diverifikasi secara kualitatif.
b) Desain, pengumpulan data, dan analisis dilakukan secara kualitatif, kemudian hasilnya diverifikasi secara kuantitatif.
3.       Berdasarkan Pendekatan Bidang Ilmu
a.       Educational Action Research
PT dalam bidang pendidikan dipelopori antara lain oleh: Eikeland, Gaventa, Hall, Kemis, Maguire, Martin, Pyrch, Zeichner, dan Lewis.
b.      Psychological Action Research
PT dalam bidang psikologi dipelopori antara lain oleh: Kelly, Morgan, Mock, dan Rowan.
c.       Social Action Research
PT dalam bidang sosial dipelopori antara lain oleh: Borda, Levin, Lewis, Park, dan Baldwin.
d.      Arts Action Research
PT dalam bidang seni dipelopori antara lain oleh Lykes.
e.       Cultural Action Research
PT dalam bidang kebudayaan dipelopori antara lain oleh Swatz dan Gordon.
f.       Linguistic Action Research
PT dalam bidang bahasa dipelopori antara lain oleh Treleaven.
g.      Law Action Research
PT dalam bidang hukum dipelopori antara lain oleh Gustavsen.
h.      Management Action Research
PT dalam bidang manjemen dipelopori antara lain oleh: Barret, Bhatt, Bravette, Chisholm, Coghlan, Cooperrider, Flood, Marshall, Reason, Rudolph, Scharmer, Senge, Tandon, Taylor, dan Torbert.
i.        Adminitration Action Research
PT dalam bidang administrasi dipelopori antara lain oleh Bell dan Lincoln.
j.        Nursing Action Research
PT dalam bidang perawatan dipelopori antara lain oleh Barret dan Hills.
k.      Ecologycal Action Research
PT dalam bidang lingkungan dipelopori antara lain oleh Burguete.
l.        Agricultural Action Research
PT dalam bidang pertanian dipelopori antara lain oleh Ndedya.
m.    Fisheries Action Research
PT dalam bidang perikanan dipelopori antara lain oleh Masaiganah, dll.
4.       Berdasarkan Lokasi Penelitian
a.     Classroom Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di ruangan kelas.
b.      Library Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di perpustakaan.
c.      Laboratory Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di laboratorium.
d.  Clinical/Hospitality Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di klinik atau rumah sakit.
e.       Community Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di masyarakat.
Catatan: Kuliah Kerja Lapangan KKL – setelah “Reformasi”, istilah KKN identik dengan akronim “Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme” yang memiliki kesan negatif, sehingga kegiatan ini kemudian diberi nama Kuliah Kerja Lapangan (KKL) –  yang dikembangkan pada komunitas masyarakat pedesaan (rural community) oleh Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) yang dikaitkan dengan penyusunan Karya Tulis Akhir Studi (KTAS) pada akhir tahun 1990-an hingga saat ini – sudah lebih dari 1 dasawarsa – pada dasarnya berupaya menerapkan  Community Action Research. Hal ini dilakukan mengingat bahwa:
1)  Kegiatan yang dulunya bernama Kuliah Kerja Nyata (KKN), kebanyakan bersifat formalitas dan sudah mulai kurang mendapatkan tanggapan antusias dari masyarakat karenanya kegiatan hanya diisi dengan kerja bakti, membuat papan nama, ceramah, dan sejenisnya.  Kegiatanya kurang mengembangkan kreativitas mahasiswa karena lokasi sudah ditentukan, jumlah anggota kelompok yang disetarakan, dana telah disiapkan, begitu juga dengan berbagai sarana lainnya.  Mahasiswa hanya melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada di lokasi dan alokasi sumber daya yang telah ditetapkan.  Hal ini kurang memperdulikan apakah setiap kelompok berada di lokasi yang signifikan untuk mereka atasi masalah sesuai bidang ilmunya?, apakah masalah yang diatasi oleh setiap kelompok memerlukan alokasi jumlah mahsiswa dan dana yang sama?
2)  Mata kuliah Skripsi dan KKL yang sama-sama ditempatkan di semester VIII membuat kegiatan penyusunan skripsi menjadi terabaikan, karena pada umumnya mahasiswa tidak mampu memanfaatkan waktu KKL untuk menyusun skripsi.  Akibatnya skripsi baru digarap setelah mahasiswa selesai KKL dan seringkali harus berlanjut ke semester berikutnya.
Karena itu KKL dilaksanakan dengan cara mahasiswa menemukan sendiri masalah di masyarakat – sehingga lokasi KKL pada dasarnya ditentukan oleh mahasiswa – baik dengan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Rapid Rural Appraisal (RRA), melibatkan masyarakat untuk menentukan solusi yang diharapkan – karena itu kegiatan ini termasuk Participatory Action Research –, lalu mahasiswa membentuk kelompok sendiri secara inter-disipliner (lintas jurusan dan lintas fakultas yang ada yaitu FP, FT, FE, FAI, FIKES, dan FKIP) – Fisheries Action Research, Technical Action Research, Economical Action Research, dan Educational Action Research – kemudian menyusun proposal untuk mengatasi masalah.
Panitia kemudian menilai kelayakan masalah berkaitan dengan signifikansinya serta sumber daya yang diperlukan.  Jika masalah dinilai signifikan untuk diatasi, kemudian baru dinilai apakah sumber daya yang diperlukan kelebihan atau kurang.  Jika masalah tak signifikan/sumber daya tak sesuai, mahasiswa diminta melakukan revisi, termasuk upaya yang akan mereka tempuh jika dana yang dibantu oleh UMP tidak memenuhi semua kebutuhan. Sedangkan jika kesemuanya dinilai layak, maka panitia menyetujui proposal untuk dilaksanakan dengan memberikan saran, mengalokasikan dana, memberikan pembekalan, serta menen-tukan dosen pembimbingnya. 
Laporan pelaksanaan KKL secara kelompok (khususnya untuk mahasiswa FT) kemudian dapat diadaptasi menjadi Laporan Tugas Akhir (istilah skripsi yang dikerjakan secara kelompok oleh mahasiswa FT).  Sedangkan penanganan masalah secara individual, laporannya dapat diadaptasi menjadi Skripsi.
f.    Organizational Action Research, yaitu PT yang tempat pelaksanaannya adalah di suatu organisasi tertentu, dll.
5.       Berdasarkan Keterlibatan Person yang Mengalami Masalah
a.  Participatory Action Research, dimana peneliti melibatkan person yang mengalami masalah untuk mengatasi masalah mereka bersama-sama.
b.  Non Participatory Action Research, dimana peneliti tidak melibatkan person yang mengalami masalah untuk mengatasi masalah mereka.
6.       Berdasarkan Kerjasama
a.   Collaborative Action Research, dimana peneliti dalam mengatasi masalah bekerja sama dengan pihak lain baik berupa lembaga maupun perseorangan seperti: Konsultan, Pembimbing, Pengarah, Pengamat, dan lain-lain.
b.    Non Collaborative Action Research (Individual Action Research), dimana peneliti dalam mengatasi masalah tidak bekerja sama dengan pihak lain baik berupa lembaga maupun perseorangan seperti, Konsultan, Pembimbing, Pengarah, Pengamat, dan lain-lain.
7.       Berdasarkan Penggunaan Teori
a. Theory Driven Action Research, dimana masalah penelitian ditemukan dengan mengkonfron-tasikan teori dengan realitas yang ada, penelitian dilakukan berlandaskan pada teori  yang dikonstruk sedemikian rupa, dan hasilnya bersifat memverifikasi teori.
b.  Data Driven Action Research, dimana masalah penelitian ditemukan dengan mengkonfron-tasikan harapan dengan realitas yang ada, penelitian dilakukan berlandaskan pada  data yang telah terkumpul maupun konsep kreatif peneliti – karena tidak ada teori yang spesifik untuk masalah yang dihadapi/solusi yang akan diterapkan – yang hasilnya bersifat menemukan teori.

DOWNLOAD File Lengkap PTRK dalam bentuk e-book dengan meng-click link berikut:
http://www.ziddu.com/download/19009813/PenelitianTindakandiRuanganKelasPTRK.pdf.html

0 komentar:

Posting Komentar